Testimoni sembuh Covid-19: Dengan Menahan Nafas sekuatnya Supaya Tidak Batuk


Mantan Dirut PT PLN Batubara, Khairil Wahyuni yang menjadi pasien positip Covid-19, memberikan testimoni sembuh dari Covid-19 lolos jeratan maut virus yang awal muncul di Wuhan, Tiongkok itu. Ia tertolong dari ancaman sesak nafas berat, hanya karena isterinya memberitahu Covid-19 harus dilawan dengan menerapkan olah pernafasan.

“Saya dikasih tahu isteri saya untuk menahan batuk sekuat tenaga dengan cara menarik dan menahan nafas sekuatnya,” ungkap Khairil kepada LensaIndonesia.com, Rabu (30/9/2020).

Khairil mengaku bersyukur selama dirinya menunggu dipindahkan ke rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta, isterinya memberitahukan adanya info cara paling efektif mengatasi berondongan batuk hingga membuat nafas sesak.

Caranya, tahap pertama, Khairil diminta harus berupaya keras menahan batuk, dengan menarik nafas perlahan. Tahap kedua, setelah tarik nafas kemudian nafas ditahan sekuatnya. Tahap ketiga, nafas yang ditahan dikeluarkan perlahan.

Khairil diminta melakukan tahapan itu terus menerus selama mengatasi berondongan batuk. Ini sangat tepat dilakukan pasien potisip Covid-19, agar terhindar dari tak bisa bernafas ekses berondongan batuk yang sulit dikendalikan.

“Setelah saya lakukan (terus menerus), grafik di monitor yang menggambarkan oksigen di darah (saya) menaik,” ungkap Khairil. Seketika itu, rasa syukur sangat dirasakan Khairil. Tentu saja, muncul pula harapan bisa menang berjuang melawan maut Covid-19.

Akhirnya, keluarga mendapatkan sebuah rumah sakit rujukan khusus menangani Covid-19 di Jakarta dengan fasilitas setara RS Harapan Kita. Khairil dipindahkan ke rumah sakit itu.

“Di sana, saya langsung masuk di ICCU untuk diberikan penanganan atas virus yang sudah menutupi paru-paru saya di atas 80 persen,” kata Khairil.

Kondisi paru-paru Khairil di hasil thorax memang tergambar nyaris memutih total akibat sebaran virus Corona. Akibat yang terinfeksi peradangan paru mencapai 80 persen, fungsi paru tinggal 20 persen. Di tengah kecemasan ini, Khairil terus
bersemangat untuk berjuang mengolah pernafasannya.

Khairil mulai lega karena usahanya tidak sia-sia. Ia dapat merasakan langsung hasilnya. Berondongan batuk mulai bisa dikendalikan. Ia seperti bisa mengatur nafas menghindari sesak. Bahkan, kandungan oksigen dalam darah kembali normal. Karenanya saat masuk ICCU, tim medis tidak memasangkan ventilator lagi sebagai alat bantu pernafasan Khairil.

“Melihat perkembangan oksigen di darah (saya) yang terus membaik, maka di ICCU rumah sakit Jakarta tidak melakukan pemasangan ventilator. Namun, mereka terus melihat dan mengamati perkembangan kondisi saya,” ceritanya.

Selama menjalani isolasi di rumah sakit ini, Khairil seperti juga pasien Covid-19 yang lain, berupaya melaksanakan dan mematuhi secara ketat protokol kesehatan. Dia juga disiplin mengonsumsi obat-obatan serta vitamin yang diberikan rumah sakit. Upaya penyembuhan Khairil dari positip ke negatif difokuskan bagaimana supaya daya imunitasnya terus meningkat.

Khairil mengaku penderitaannya melawan virus maut asal Wuhan, Tiongkok ini sangat tertolong setelah dirinya mempraktikkan olah nafas. Hanya menggunakan cara ini dirinya bisa menghentikan berondongan batuk yang sangat menyiksa. Pasien-pasien positip yang kondisinya memburuk hingga nyawanya tidak tertolong, bisa jadi, akibat tidak bisa mengatasi berondongan batuk.
Berawal sulit bernafas hingga tidak bisa bernafas, selanjutnya nafas terhenti.

“Dengan terus menerus melatih pernafasan untuk menahan batuk, sejalan dengan itu, oksigen di darah saya pun meningkat,” ungkap Khairil.

Khairil sangat yakin, setelah mempraktikkan olah pernafasan terus menerus selama isolasi di rumah sakit, sehingga hanya hitungan hari, kondisinya berubah dari positip jadi negatif. Kemudian, dokter mengijinkan Khairil pulang ke rumah.
Karena sudah ia buktikan keampuhan metode olah nafas itu, Khairil sejak kembali ke rumah, masih tetap mempraktikkan olah pernafasan itu. Hanya saja, ia rajin menerapkan tidak lagi untuk melawan Covid-19.

Hal itu dilakukannya lebih diarahkan untuk mengembalikan kondisi fisiknya yang sempat drop akibat menjalan isolasi di rumah sakit.

“Olah pernafasan masih saya lakukan saat ini untuk menjaga kebugaran tubuh saya,” kata Khairil.

Rupanya, tidak hanya Khairil. Isteri dan kedua puterinya yang juga sudah berstatus negatif juga melakukan hal yang sama.
Khairil sepertinya tidak ingin kemenangannya lawan Covid-19 menggunakan metode olah nafas itu dirasakan dia sendiri, maupun hanya orang-orang tertentu. Karenanya, Khairil sangat bersemangat membagikan metode itu pada orang lain.

“Metode tahan nafas (olah pernafasan) ini, saya kasih tahu teman-teman saya yang kena Covid-19. Alhamdulillah, mereka sekarang juga terbebas dari virus ini,” ungkap mantan Dirut perusahaan BUMN yang alumni UGM ini.

Khairil bahagia bisa membagikan metode pernafasan untuk melawan Covid-19 ke pasien positip. Ia berharap pengalaman getirnya menghadapi reaksi virus yang sangat ‘ganas’ itu, tidak akan memakan korban lebih banyak lagi. Apalagi, keselamatan sampai tidak tertolong.

“Ini pelajaran bagi kita semua, (siapa pun) harus waspada dengan virus ini,” pungkas Khairil, memperingatkan publik. @jrk-LI


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenikir, Mampu Bunuh 98% Sel Kanker Hanya dalam 16 Jam

Obat Diabetes Tradisional